March 04, 2016

Pasang Kawat Gigi / Behel Trendi (3)

Apa saja yang harus dilakukan sebelum memasang kawat gigi?

Untuk membantu dokter gigi  mendapatkan diagnosa yang tepat dan lengkap sehingga dapat disusun rencana perawatan yang terarah, pasien harus melakukan (atas INSTRUKSI dokter gigi):
  1. Pencetakan gigi rahang atas dan bawah untuk mendapatkan model  studi
  2. Contoh model gigi yang sudah dicetak dan dicor
    http://www.retainerlab.com/images/products/100_1008.JPG
  3. Foto roentgen panoramik
Untuk memperoleh gambaran besar mengenai pertumbuhan gigi (apabila berada dalam usia gigi campuran), adanya gigi impaksi, kondisi menyeluruh gigi geligi dan rahang (Pertumbuhan akar, karies, infeksi, kista dan lain-lain). Bisa dilakukan di rumah sakit atau lab pusat diagnostik.

Contoh roentgen panoramik
http://c1-preview.prosites.com/68930/wy/images/Dr._Brad_Dilling_DMD_Fort_Myers_panoramic_X-Ray1.JPG

  1. Foto roentgen sefalometrik lateral
Untuk dlakukan analisis sefalometrik, berupa sudut sudur tertentu yang menggambarkan profil wajah dan gigi seseorang,  sehingga dapat diketahui apakah kelainan yang terjadi berupa skeletal atau dental.
Contoh roentgen che
http://www.minarsortho.com/blog/wp-content/uploads/2014/03/cephalometric-300x22

  1. Foto ekstra oral dari sudut tertentu alias foto selfie dari berbagai sisi.
Foto tampak depan, samping dan miring (tanpa bibir dibuat duck face yaa) untuk melihat profil dan keseimbangan wajah. Foto ekstra oral sebelum perawatan ini sangat penting sebagai pembanding dengan hasil perawatan, karena orthodontik dapat memperbaiki postur wajah yang kurang seimbang. Namun hal sebaliknya juga dapat terjadi, maka penting memiliki foto sebelum perawatan sebagai pembanding.

Apabila Anda memasasang kawat gigi tanpa didahului prosedur di atas, Anda berhak curiga, karena  pemeriksaaan di atas adalah prosedur standar dalam perawatan orthodontik. Sebagai pasien Anda juga berhak mengetahui diagnosa kasus Anda  dan  menanyakannya ke dokter gigi adalah hal yang wajar.

Selain itu, penting sekali untuk memiliki oral hygiene (OH) yang baik dan menghilangkan semua keadaan patologis di rongga mulut sebelum memasang kawat gigi. Jadi sebaiknya dilakukan:
  1. Pembersihan karang gigi dan jika diperlukan, perawatan gusi
  2. Penambalan gigi berlubang, jika lubang sudah dalam dan mencapai pulpa, mungkin dilakukan perawatan saluran akar terlebih dahulu.
  3. Pencabutan gigi sulung atau tetap sesuai indikasi.


Setelah semua dilakukan, pemasangan kawat gigi dapat dimulai.

Pasang Kawat Gigi/ Behel Trendi (2)

Sebenarnya keadaan bagaimana yang memerlukan perawatan dengan kawat gigi?Behel?
Gigi dan rahang yang mengalami maloklusi. Sebelumnya mari kita mengenal apa itu oklusi atau gigitan.

Oklusi adalah cara gigi atas dan bawah bertemu satu sama lain dalam posisinya yang sesuai. Merupakan hasil dari ke kendali neuromuskular dari komponen sistem pengunyahan seperti gigi, jaringan penyangga (gusi, tulang rahang), rahang atas, rahang bawah, sendi dan otot-otot rahang (Ash & Ramfjord, 1982)

Maloklusi: mal- oklusi.  Mal artinya salah. secara sederhana, maloklusi adalah salah gigitan. 

Maloklusi bisa dibedakan menjadi tipe skeletal dan dental. 

Tipe skeletal artinya kelainan sudah melibatkan struktur kraniofasial /tulang tengkorak, sehingga  perawatan hanya boleh dilakukan oleh dokter gigi spesialis Ortodonsi.  Pada kasus-kasus yang ekstrem umumnya selain dengan alat ortodonsi  cekat, pasien juga mendapat perawatan berupa bedah ortognatik dan pemasangan ekstraoral device.
Berbagai kelainan tulang rahang
https://edc2.healthtap.com/ht-staging/user_answer/reference_image/8873/large/underbite.jpeg?1386670116


Maloklusi tipe dental artinya kelainan disebabkan oleh keadaan gigi penderita tanpa adanya kelainan struktur kraniofasial. Maloklusi tipe dental ini terbagi lagi menjadi berbagai macam tipe: tipe I, tipe II dan tipe III, yang dilihat dari hubungan molar 1 antara rahang atas dan rahang bawah. 
https://edc2.healthtap.com/ht-staging/user_answer/avatars/989899/large/open-uri20130331-11625-73g4kl.jpeg?1386647223

Selain dari keadaan wajah dan rahang alami yang sudah ada sejak pasien lahir, susunan gigi bisa dipengaruhi oleh kebiasaan buruk penderita, seperti menghisap jempol, jari  lain, atau lidah (non nutritive sucking habits); menggigit kuku, pensil atau bibir; mouth breathing (mulut yang cenderung terbuka karena adanya kesulitan bernapas dengan hidung); dan lain lain.  Sederhananya,  berbagai macam tipe maloklusi yang ada dapat diperparah dengan adanya kebiasaan-kebiasaan tersebut. Jika hanya dilakukan perawatan mekanik tanpa dilakukan perbaikan kebiasaan, niscaya susunan gigi tidak akan menjadi  ideal.

http://www.chiseldental.co.in/uploads/chisel/Oral-1.jpg


http://www.dentalnext.ch/user_media/cache/2a/10/2a1015885aef8fa4f2755b3ffe7b77a0.png

Dengan demikian, sangatlah jelas bahwa diagnosis yang tepat dan lengkap mutlak ditegakkan sebelum melakukan perawatan othodonsi/behel. Pengetahuan ini hanya dimiliki oleh dokter gigi yang berkompeten.

Nah.. jadi tidak semua gigi perlu dipasang behel yaah.. ini bukan masalah trendi atau tidak. Pemakaian behel hanya untuk mereka yang bermasalah susunan gigi atau rahangnya. kalau gigi kamu sudah rapih, rawatlah dengan baik. Pemakaian behel itu lama, harus rajin kontrol tiap bulan, dan ada rasa sakitnya setiap aktivasi karena gigi ikut digerakkan.

Pasang Kawat Gigi atau Behel Trendi(1)

Tentu bukan hal yang aneh saat ini melihat para remaja memakai  kawat gigi atau behel. Dulu kawat gigi dianggap milik orang yang nerd, cupu, namun terimakasih berkat para artis sekarang para remaja yang mengaku gaul berlomba-lomba memasang kawat gigi, entah perlu atau tidak perlu.

Behel warna-warni
https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/17/12/91/17129180a535ff2f19d34fdf24d85b9c.jpg

Banyak anak  SD sampai SMA yang minta untuk dipasangkan kawat gigi yang berwarna-warni.  Padahal tidak semua  keadaan gigi memerlukan tipe kawat gigi seperti itu. Ada keadaan yang cukup memakai kawat gigi lepasan, yang mana perawatannya lebih sederhana dan murah, asalkan keadaan giginya tidak terlalu parah.

Perawatan merapihkan gigi ini (orthodontic) dianggap  begitu sepele, banyak yang menganggap memasang kawat gigi cukup dalam sekali kunjungan kemudian selesai terpasang. Padahal banyak sekali hal-hal yang harus diperiksa dan dianalisa dan diperbaiki sebelum memasang kawat gigi, demi mencapai hasil yang diharapkan.

Parahnya lagi, banyak  sekali pasien yang tertipu dengan  iklan-iklan sesat yang mengatakan bahwa tukang gigi bisa memasang behel  atau kawat gigi cekat yang karetnya berwarna-warni. Hal ini sesungguhnya sama sekali tidak diperbolehkan dan sangat berbahaya....

Apabila perawatan kawat gigi dilakukan serampangan tanpa diagnosa yang tepat dan rencana perawatan yang terarah, pemasangan kawat gigi bisa berakibat pada berubahnya bentuk rahang dan wajah, goyangnya gigi, terbentuknya saku gusi yang dalam, rasa nyeri karena kerusakan pada sendi  rahang dan trauma oklusi karena gigitan (oklusi) yang  tidak ideal. Hal-hal ini tentu akan berpengaruh pada kualitas hidup pasien.

Salah satu akibat pemasangan kawat gigi/behel yang sembarangan
http://www.dentalbracesphilippines.com/uploads/3/6/8/4/3684480/876775.jpg?458

Radang gusi dan pembentukan plak gigi di sekitar kawat gigi
http://www.deardoctor.com/images/ddwc/consultations/gum-swelling-during-orthodontics/gum-swelling-during-orthodontics.jpg


Perawatan Ortodonsi/ Behel  yang benar sangat memerlukan pengetahuan mengenai  keadaan gigitan (oklusi)ideal yang hanya diketahui  oleh para dokter gigi. Harap diingat bahwa yang berhak memasang behel/kawat gigi (orthodonsi) cekat adalah dokter gigi yang bergelar spesialis orthodonti (Sp.Ort). Sedangkan untuk kawat gigi tipe lepasan bisa dipasang oleh dokter gigi umum dengan indikasi tertentu.

Tidak semua kondisi gigi harus dipasang kawat gigi/behel lho. Kawat gigi/behel merupakan bentuk terapi, yakni perawatan untuk kondisi tertentu.. yang bagaimana? Yakni gigi yang mengalami maloklusi sehingga menyebabkan gangguan fungsi atau estetik.

Mengenai maloklusi dibahas pada post selanjutnya yaa..

March 31, 2013

World Oral Health Day

Do you know when is World Oral Health Day?
please take a look..


So yeah it's a very late post, actually. But may the spirit be with us forever!

let's change the world with our smile!






Spesialisasi Kedokteran Gigi

Dokter gigi hanya mengurus gigi doang? aah nggak juga lho. Lingkup kerja dokter gigi memang di sekitar mulut, tapi harap diingat, di dalam MULUT itu sendiri banyak bagian-bagiannya. Mulut terdiri dari jaringan keras dan lunak. Jaringan keras seperti gigi itu sendiri, dan ada juga tulang rahang dan sebagian tulang muka (facial bones). Jaringan lunak di mulut ada gusi, lidah, bibir, langit-langit, dasar mulut, mukosa bukal /labial, dan lainnya (bisa dilihat di gambar). Di dalam gigi sendiri ada jaringan lunak yang disebut pulpa.


Dari sejak lahir hingga usia lanjut, manusia pasti akan memiliki pengalaman yang berhubungan dengan gigi. Dari tumbuh gigi, tambal gigi, pasang kawat gigi, cabut gigi sampai pasang gigi palsu. Pasien dokter gigi akan ada dari berbagai usia, dari bayi, remaja penggemar Cherrybelle dan Coboy Junior, hingga lansia. Baik pria maupun wanita.

Tuh diketawain Kiki gara-gara jarang periksa ke dokter gigi =P

Nenek pasang gigi palsu dulu yah Cuu~

Selain itu, sebenarnya dokter gigi merawat bukan hanya gigi sebagai satu bagian tersendiri saja,melainkan sebagai suatu sistem stomatognatik. Secara sederhana, kira-kira maksudnya, gigi geligi berhubungan satu sama lain, antar rahang atas dan rahang bawah. Bagaimana cara gigi-gigi menggigit (oklusi) dan bergerak satu sama lain saat makan dan bicara (artikulasi). Untuk menilai apakah gigi geligi, juga rahang atas dan bawah berada dalam relasi yang harmonis dan seimbang, adalah keahlian dari seorang dokter gigi. 


Gigi juga berperan penting dalam estetik. Saat berkenalan, gigi adalah bagian wajah kedua yang dilihat setelah mata. Dokter gigi sangat berperan meningkatkan rasa percaya diri banyak orang dengan memperbaiki bagian yang kurang baik. Bagian tersebut dapat berasal dari lubang gigi yang dapat terjadi di gigi depan, susunan gigi yang berantakan, dan bahkan rahang yang bergeser dari garis tengah wajah.
smile makeover from bethelemsmiles.com


Kelainan atau penyakit pada rongga mulut dan rahang juga banyak terjadi lho. Paling umum ditemui adalah sariawan, dan yang paling ditakutkan adalah keganasan pada rongga mulut (kanker mulut). Dokter gigi adalah orang pertama yang bisa mendeteksi kelainan-kelainan apa saja yang ada di dalam rongga mulut, baik berhubungan dengan kondisi sistemik atau tidak. Umumnya pasienlah yang kurang rajin memeriksakan diri ke dokter gigi 6 bulan sekali, padahal jaringan yang ada di rongga mulut itu cepat sekali berubah kondisinya.  
Sariawan atau bahasa kerennya stomatitis aftosa. Penyakit mulut yang paling umum ditemui.
Candidiasis. Mulut juga bisa terkena jamur lho. Gambar  pada pasien HIV/AIDS. From CDC/PHIL.

Yang ditakutkan: kanker mulut.
Menginjak usia dewasa, seringkali gigi geraham bungsu baru tumbuh. Menyisakan kenangan sendu bagi sebagian orang, mengingat ada gigi bungsu yang tumbuh mendesak gusi dan gigi depan mereka. Mengakibatkan bengkak dan nyeri tak terperi. Beberapa kenangan sendu bagi sebagian orang juga bisa timbul karena mereka pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan tulang rahang patah dan beberapa giginya copot/berpindah tempat.


Oke, jadi kira-kira sudah terbayang ya, betapa masalah gigi-mulut-rahang dan sistem stomatognatik itu ternyata banyak dan kompleks. Gigi tidak sekedar gigi, tapi memiliki bagian-bagian lagi di dalamnya. Gigi bukan benda mati yang berdiri sendiri. Ia hidup dan tertanam dalam tulang. Gigi juga bisa bergerak dan berubah posisinya. Gigi saling berhubungan antar rahang atas dan bawah, salah gigitan sedikit, sendi rahang bisa mengalami kelainan. Jaringan lunak mulut sendiri juga bisa mengalami berbagai kelainan, baik berhubungan dengan kondisi sistemik atau tidak.

Jadi, wajar saja jika dalam perkembangannya, dunia kedokteran gigi memiliki beberapa spesialisasi:
Spesialis Bedah Mulut (Sp.BM)
Dokter gigi yang menangani kasus-kasus yang membutuhkan pembedahan di area gigi-mulut dan maksilo-fasial. Di antara tindakan yang paling banyak di tangani oleh Spesialis Bedah mulut adalah odontektomi atau operasi gigi bungsu. Spesialis Bedah Mulut juga menangani kasus-kasus berat seperti kista rongga mulut, dan trauma area maksilofasial.


Spesialis Orthodonsia (Sp.Ort)
Ingin gigi berderet rapih? silakan mengunjungi dokter gigi spesialis orthodonsia. Yak, pemasangan kawat gigi atau behel dilakukan oleh dokter gigi spesialis orthodonsia. Kasus-kasus yang ditangani bukan hanya gingsul saja, tapi bahkan bisa menangani rahang yang miring atau cameh, juga kelainan pertumbuhan tulang rahang. Umumnya kasus orthodonsi yang berat ditangani bersama-sama dengan spesialisasi lain seperti bedah mulut.


Spesialis Penyakit Mulut (Sp.PM)
Mungkin masih terbilang jarang didengar oleh masyarakat. Umumnya berpraktik di rumah sakit besar. Spesialis penyakit mulut menangani kasus kelainan dan penyakit di rongga mulut, entah berkaitan dengan kondisi sistemik atau tidak. Contohnya, pada pasien dengan HIV/AIDS yang umumnya memiliki banyak lesi di mulutnya; bagaimana menangani pasien Steven Johnson syndrome dengan lesi di mulut; dan perawatan kesehatan mulut pasien radioterapi kepala dan leher. Selain itu, banyak infeksi bakteri, virus, dan jamur yang bisa menyerang di rongga mulut, dan dokter gigi spesialis penyakit mulut paling paham cara penanganannya. Kira-kira pekerjaannya seperti dokter kulit tetapi areanya di sekitar mulut.
penyakit mulut yang umum pada pasien HIV/AIDS


Spesialis Periodonsia (Sp.Perio)
Adalah ahli dalam menangani masalah jaringan penyangga gigi, yakni gusi dan tulang di sekitar gigi. Gusi berdarah, banyak karang, gigi goyang dan mulut bau adalah tanda penyakit periodontal. Beberapa di antaranya bersifat agresif dan menimbulkan kerusakan tulang yang cepat sampai bisa membuat gigi copot. Spesialis Periodonsia akan melakukan terapi terhadap masalah di jaringan penyangga pasien sehingga gigi masih dapat dipertahankan. Selain itu spesialisasi ini juga melakukan tindakan bedah minor estetik seperti koreksi gusi yang resesi (turun) atau pembentukan kembali gusi yang berlebih.


 

Spesialis Prostodonsia (Sp.Pros)
Gigi ada yang hilang dan ingin diganti? Spesialis prostodonsia adalah ahli dalam pembuatan gigi tiruan. Karena juga dibekali teori tentang gnatologi atau tentang rahang dan juga sistem pengunyahan, spesialis prostodonsia juga ahli dalam rehabilitasi oklusi (gigitan) juga masalah sendi rahang atau temporomandibular joint (TMJ). Pembuatan implant gigi dan veneer juga umumnya dilakukan oleh spesialis ini.
nyeri sendi rahang bisa menjalar ke leher dan bahu
implant-supported bridge

Spesialis Konservasi Gigi (Sp.KG)
Menangani masalah gigi yang berlubang, dari yang tidak terlihat mata sampai yang sebesar lubang buaya. Umumnya sering melakukan perawatan saluran akar atau perawatan syaraf gigi atau endodontik. Spesialisasi ini juga ahli melakukan restorasi (penambalan) gigi, dan pemutihan gigi (bleaching). Seringkali berkaitan dengan estetik.
perawatan endodontik


Spesialis Kedokteran Gigi Anak (Sp.KGA)
Dokter gigi anak. Memang beda ya dokter gigi anak dan dewasa? jelas. Anak yang masih dalam masa pertumbuhan sangat dinamis secara biopsikososial dan bukan miniatur orang dewasa, sehingga perlu perlakuan khusus. Gigi anak berbeda-beda dalam periode pertumbuhannya, ada periode gigi susu, gigi campuran dan gigi tetap, dalam masing-masing tersebut pendekatan terhadap pasien gigi anak pun akan berbeda. Lebih khusus lagi, spesialis gigi anak juga menangani anak dengan kebutuhan khusus, baik yang bisa berkomunikasi maupun tidak.



Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi (Sp.RKG)
Terbilang cukup baru dalam jagat raya kedokteran gigi. Melingkupi ranah diagnostik dengan menginterpretasi hasil radiografi pada gigi dan kepala. Menguasi teknik pemotretan radiograf pada area maksilofasial. Spesialisasi ini juga memahami teknik radiologi yang labih advanced seperti CT scan dan MRI. Sangat diandalkan dalam menentukan lokasi gigi impaksi (terpendam), menemukan benda asing, diagnosa kelainan jaringan keras gigi, dan persiapan pemasangan implan.


Jadi, jika anda memiliki kasus kelainan pada gigi dan mulut yang cukup berat dan ingin mendapatkan perawatan yang lebih maksimal, bisa dipilih spesialisasi yang sesuai dengan masalah masing-masing.

Umumnya dokter gigi dengan spesialisasi kedokteran gigi tersebut berpraktek di rumah sakit besar atau Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGM-P) di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) terdekat di kota Anda.


March 14, 2012

Tukang Gigi, bagaimana jika alih profesi?


Kalau pada tulisan sebelumnya saya banyak menyinggung mengenai bahaya yang mengintai di dalam bilik Ahli/Tukang Gigi, kini saya akan memaparkan ide untuk mengatasi praktek liar Ahli/Tukang Gigi…

Mungkin apabila dilakukan "penertiban" Tukang Gigi, akan timbul potensi kericuhan dan kerepotan yang luar biasa. Menurut hemat saya ada cara yang lebih menguntungkan semua pihak dalam mengatasi masalah ini.
Dengan apa?  mendidik dan memproyeksikan "Tukang Gigi" untuk bekerja di bidang usaha kesehatan gigi lain.

Ya, ide saya adalah untuk mengalihkan profesi mereka. Ahli/Tukang Gigi punya pengalaman membuat gigi tiruan, mengapa tidak mendidik mereka lebih lanjut untuk menjadi TEKNIKER GIGI??

Tekniker Gigi adalah oran g yang bekerja di lab dental, mereka memproses benda-benda yang akan diubah menjadi gigi tiruan, baik cekat atau lepasan. Tekniker gigi tidak berhubungan dengan pasien secara langsung. Proses pembuatan gigi tiruan memerlukan keterampilan dan penguasaan alat-alat khusus. Saat ini dengan meningkatnya jumlah dokter gigi dan banyaknya jumlah pasien, tekniker gigi adalah profesi yang masih amat sangat dibutuhkan.

Dengan adanya perbandingan yang sesuai antara  dokter gigi dan tekniker gigi, bisa dibayangkan berapa efisiennya pengerjaan suatu gigi tiruan di lab dental. Bayangkan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu gigi tiruan bisa menjadi lebih cepat dengan adanya tenaga yang lebih melimpah.

Dunia kedokteran gigi sangat luas, tidak semuanya berhubungan langsung dengan pasien, sehingga bisa dipikirkan untuk upaya alih profesi Ahli Gigi ke bidang-bidang terkait. Selain tekniker gigi, untuk menunjang dunia kedokteran gigi, masih dibutuhkan: Teknisi Dental Unit, Supplier Alat dan Bahan Kedokteran Gigi, Radiografer Dental, dan lain-lain.

Kelak istilah ahli gigi/tukang gigi dapat ditiadakan, terutama sekali di undang-undang karena potensial menimbulkan kesalahpahaman.

Secara umum dan sederhananya, langkah-langkah yang bisa diambil adalah:

  •  melakukan pendataan mengenai jumlah dan lokasi "Ahli/Tukang Gigi" yang bertebaran di Indonesia.
  •  melakukan pendataan mengenai jenis pekerjaan dental yang dilakukan oleh para "Ahli/Tukang Gigi" tersebut
  •  mendata lab dental, teknisi dental unit, dan toko dental
  •  mendapatkan pengajar untuk melakukan pelatihan lanjutan bersertifikasi untuk keperluan alih profesi
  •  melakukan sosialisasi ke ahli gigi, lab dental, teknisi dental unit, dan toko dental terkait mengenai rencana ini
  •  melaksanakan pengajaran singkat bersertifikasi =)

Mungkin ide saya masih banyak cacatnya, tapi saya berharap paling tidak ini bisa menjadi gambaran solusi yang saling menguntungkan banyak pihak. Saya sangat berharap tidak ada lagi pasien yang menjadi korban praktik gigi yang serampangan, dan dunia kedokteran gigi Indonesia bisa lebih maju dengan didapatnya sumber daya yang berkualitas.

Ahli gigi, Tukang Gigi, dan Dokter Gigi


Saat ini sering sekali kita temui di jalan-jalan tulisan "Ahli Gigi"  atau "Tukang Gigi" yang terpampang dengan bebasnya. Banyak di antaranya disertai dengan ilustrasi senyum manis seorang wanita, gigi palsu full, dan deretan gigi yang dihiasi  kawat gigi warna-warni. Sebuah upaya untuk menarik pengunjung.

Sebenarnya siapa ahli/tukang gigi? Apa yang mereka lakukan?

Menurut permenkes, nomer 399/menkes/per/V/1989 jelas disebutkan wewenang tukang gigi adalah membuat membuat dan memasang gigi tiruan lepasan sebagian atau penuh dengan bahan akrilik.1

Namun sayangnya dari informasi yang saya ketahui, dan yang pernah saya lihat, mereka bahkan melakukan berbagai macam perawatan dental yang hanya boleh dilakukan dokter gigi. Ada yang melakukan penambalan, pembuatan gigi tiruan, bahkan yang lebih berbahaya, pencabutan gigi dan pemasangan kawat gigi!

Perlu diketahui bagi para pasien, bahwa ahli/tukang gigi tidak melewati pendidikan yang memadai untuk merawat pasien. Ahli gigi TIDAK mengetahui bagaimana mendiagnosis suatu kelainan, membuat rencana perawatan dan sebagainya. Mereka juga tidak mampu mengenali dan membedakan keadaan normal dan patologis, bagaimana indikasi dan kontraindikasi suatu tindakan kedokteran gigi dan prosedur standar untuk melakukannya.

Para dokter gigi dididik dengan serius untuk memahami berbagai aspek kedokteran gigi. Tiap percabangan ilmu  harus dipahami benar-benar agar dapat melakukan perawatan yang optimal bagi pasien. Setiap bagian memiliki prosedur tindakan yang mengharuskan dokter gigi memiliki keterampilan khusus yang harus dilatih berulang-ulang selama bertahun-tahun. Faktor-faktor seperti estetika, fungsi, oklusi dan kesehatan keseluruhan rongga mulut sangat ditekankan selama perawatan.

Dokter gigi juga dididik sejak awal untuk berpegang teguh pada kode etik kedokteran, bagaimana memperlakukan pasien dan teman sejawat, bahkan kewajiban terhadap diri sendiri untuk terus meningkatkan ilmu dan keahlian pun dicantumkan di sana.

Untuk dapat berpraktek, kini dokter gigi harus memiliki lisensi berupa STR dan SIP yang didapat melalui serangkaian ujian kompetensi dan syarat formal lainnya. Saat berpraktek, dokter gigi yang sedikit saja melenceng dari prosedur standar operasional yang ditetapkan untuk suatu perawatan bisa dianggap melakukan malpraktek. Undang-undang dengan kuatnya mengatur kedudukan dokter gigi.

Memang tidak semua tukang gigi nakal, namun nyatanya sangat memprihatinkan melihat banyak pasien yang menjadi korban dari perawatan  gigi di luar kewenangan yang dilakukan di bilik-bilik Ahli/Tukang Gigi. Sebagai contoh:

Penambalan gigi tanpa mendapatkan bentuk gigi yang sesuai, sehingga estetis terganggu
Penambalan gigi dengan akrilik, yang sama sekali bukan bahan yang tepat untuk menambal gigi
Penambalan gigi tanpa memperhatikan kontur dan posisinya terhadap gusi, sehingga mengakibatkan kerusakan tulang sekitar gigi yang hebat
Penambalan gigi tanpa memperhatikan kedalaman karies, sehingga malah menimbulkan infeksi periapikal serius.
Pencabutan gigi tanpa alat yang steril dan sesuai
Pencabutan gigi tanpa anestesi yang memadai dan tidak memperhatikan keadaan umum penderita
Teknik pencabutan yang salah, sehingga sisa akar masih tertinggal dan menyebabkan infeksi lanjutan
Pemasangan gigi palsu tanpa mencabut sisa akar. Hal ini sangat merugikan karena sumber infeksi tidak diangkat, dan kelak gigi palsu tidak akan stabil.
Pemasangan gigi palsu tanpa desain yang sesuai, sehingga mengganggu oklusi (gigitan) dan terjadi kerusakan jaringan penyangga
Pemasangan kawat gigi serampangan, bukannya mendapatkan oklusi (gigitan) yang baik, posisi gigi menjadi berantakan, nyeri dan terjadi kelainan sendi rahang.
Pemasangan kawat gigi yang sembarangan  juga bisa menyebabkan perubahan bentuk wajah, bukannya estetika yang didapat melainkan kekecewaan semata.

Selain itu patut diperhatikan bagaimana pengendalian infeksi silang:
Apakah alat-alat yang digunakan dalam keadaaan steril??
Bagaimana cara mereka "mensterilkan" alat-alat yang digunakan?
Apakah mereka melindungi pasien dan diri sendiri dengan  sarung tangan dan masker??
Tanpa kontrol infeksi yang memadai, akan banyak penyakit menular mengintai, diantaranya: Hepatitis B, Herpes Simplex, TBC, dan yang paling mengerikan: AIDS

Dokter gigi memiliki syarat yang ketat dalam masalah kontrol infeksi, mensterilkan alat juga  harus dengan alat khusus, Personal Protective Equipment (PPE) seperti masker dan sarung tangan harus selalu digunakan.

Begitulah, tindakan yang tidak memperhatikan indikasi maupun kontraindikasi, bagaimana prosedur standar yang harus dilakukan, dan kontrol infeksi yang wajib dilaksanakan akan sangat merugikan pasien. 

Saya baru mendengar terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1871/MENKES/PER/IX/2011 Tentang Pencabutan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 339/MENKES/PER/V/1989 Tentang Pekerjaan Tukang Gigi.2
Namun pencabutan izin tukang gigi  dan menutupnya secara serentak rasanya juga sulit karena lemahnya pengawasan. Bahkan sudah muncul suara-suara yang menuduh ini adalah upaya pembinasaan lapangan kerja tanpa pembinaan.

Adalah tugas kita sebagai dokter gigi untuk terus menyampaikan informasi yang benar mengenai perawatan gigi yang ideal kepada pasien. Sementara pemerintah harus bisa mengayomi segala pihak terkait, agar tidak dikira tidak berpihak kepada rakyat yang membutuhkan lapangan kerja. Ada baiknya agar lebih dulu dilakukan upaya progresif baik ke tukang gigi maupun masyarakat, seperti sosialisasi dan dengar pendapat juga pembinaan dan permodelan usaha kesehatan gigi lainnya sebagai pilihan pekerjaan, seperti tekniker gigi atau radiografer gigi.

Kebanyakan orang takut ke dokter gigi karena merasa perawatannya mahal, padahal, semakin dini kelainan rongga mulut dideteksi, semakin mudah dan murah perawatan yang dilakukan. Gigi dan gusi adalah bagian tubuh yang sangat mudah berubah dan dipengaruhi berbagai macam faktor. Dengan rutin berkunjung ke dokter gigi, dapat dideteksi potensi gigi berlubang dan kelainan gusi, pencegahan ini sangat penting agar dapat mengendalikan faktor risiko dan tidak berkembang ke arah yang lebih serius. Dokter gigi juga kini mudah ditemukan dimana-mana, bahkan di puskesmas-puskesmas.

Daftar referensi:
  1. <http://www.perigigiku.com/?mod=berita&act=view&id=12>
  2.  http://psmkgi.org/news/pemerintah-cabut-semua-izin-praktik-tukang-gigi/