January 30, 2012

spell DENTIST!

D   etail
E   ye-hand coordination and esthetics
N   eed
T   eeth
I     nterpersonal skills
S    ervice
T   eamwork

source:
Rogers, CS. How to Get into the Right Dental School. McGraw Hill Professional. 1998.


Pemisahan Limbah Kedokteran Gigi (Dental Waste Segregation)

Praktek dokter gigi kini harus memperhatikan aspek lingkungan. Upayakan sejak sekarang untuk menjalankan praktek dokter gigi yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan memperhatikan pengelolaan limbah kedokteran gigi. Dari berbagai tindakan yang dilakukan dokter gigi, terdapat berbagai tipe limbah yang dihasilkan, yang tentu saja bukan limbah biasa.

Memisahkan limbah kedokteran gigi ternyata cukup sederhana. Yang diperlukan adalah tekad untuk Berikut adalah metode pemisahan jenis limbah kedokteran gigi berdasarkan warna container (color coding for waste disposal), yang diadopsi dari NHS Scotland:


Limbah dengan risiko rendah
Orange Stream Waste
 Untuk keperluan dental sehari-hari , kantung oranye ini meliputi limbah berupa:
  • Dressings and Swabs;
  • Benda sekali pakai: sarung tangan, apron, masker, lap yang terkontaminasi
  • Benda-benda lain yang berkontak dengan pasien (plastik untuk wrapping DU, misalnya)

Semua limbah jenis ini sebaiknya dikelola dengan Heat Disinfection System (HDS) atau dengan disinfeksi panas. Plastik yang digunakan berkode warna oranye




Untuk gelas pecah
Cairan terkontaminasi dan darah, termasuk kantung dan tube,
masuk ke kontainer oranye namun berbahan keras yang tidak mudah bocor (orange stream bin) digambar nampak berwarna kuning =)

Limbah risiko tinggi
Yellow Stream Waste
Untuk keperluan dental, kontainer ini akan banyak dipakai di ranah bedah. Limbah yang termasuk golongan ini: 
  • Bagian tubuh yang diambil seperti: gigi dengan tumpatan, TAPI BUKAN tumpatan AMALGAM
  • Cairan farmasi seperti obat-obatan dan bahan anestesi
  • Benda tajam seperti matrix band, scalpel blade, jarum suntik sekali pakai
  • Vial obat seperti cartridge dan ampul
  • Bagian metal terkontaminasi seperti instrument bedah yang rusak/sekali pakai: bur dan file endodontic
  • Limbah yang sangat infeksius, seperti darah yang terinfeksi

Semua limbah tersebut diolah secara insinerasi atau pembakaran.
Persyaratan container: rigid, sukar dibuka, tidak mudah bocor


Limbah Spesial
Red Stream Waste
http://www.hms.harvard.edu/orsp/coms/images/Biohazard-Symbols-Used-and-Failed.jpg

Digunakan untuk limbah yang tidak bisa di insinerasi dan membutuhkan pemrosesan kembali oleh tenaga ahli, sehingga nantinya bahan kimia yang ada dapat ditangani untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan.
Jenis limbah yang dibuang ke red stream bin:

  • Amalgam;
  • Kapsul Amalgam
  • Gigi dengan tumpatan Amalgam
  • Cairan X-Ray Individual
  • Cairan Developer
  • Cairan fotokimia lainnya: fixer, air yang terkontaminasi developer
  • Lead Foils;
  • atau benda lain yang mengandung metal “berat”

Contoh container yang lebih spesifik:

 syarat: leakproof, rigid
Untuk
  • Amalgam;
  • Kapsul Amalgam
  • Gigi dengan tumpatan Amalgam



syarat: leakproof, rigid
Untuk : Lead Foils


Untuk
  • Cairan X-Ray Individual
  • Cairan Developer
  • Cairan fotokimia lainnya: fixer, air yang terkontaminasi developer



Untuk benda-benda lain yang mengandung metal berat.

General Dental Service Waste Issues
Penanganan Limbah Dental secara Umum
Seluruh container limbah (kantung dan wadah/ bags and bins) harus menunjukkan identitas lokasi untuk kantung limbah ditandai dengan tag (label) identifikasi, sementara untuk bins/wadah dengan label cetak yang disediakan.

Tipe limbah yang ditulis pada label identifikasi usahakan dalam mode BOLD.
Kantung harus dibuang secara berkala, terutama jika ¾ nya sudah penuh. Jangan sampai limbah melebihi 4 kg. Kantung harus diiikat dengan kencang dan diamankan.

Ada pula dokumentasi legal yang harus diisi sebelum dan saat pengangkutan limbah dental. Dokumen ini harus ditandatangani oleh orang yang ada di lokasi, yang bertindak sebagai  penghasil limbah atau “producer of the waste”.

General “Household” Waste
Limbah Rumah Tangga
Saat ini juga diistilahkan sebagai Mixed Municipal Waste, yakni limbah yang tidak terkontaminasi, tidak berbahaya dan tidak infeksius (bukan limbah klinis).
Limbah ini ditempatkan pada kantung hitam dan dapat diangkut oleh petugas kebersihan pada umumnya.
Memang di Indonesia (setahu saya) belum ada pihak yang berkonsentrasi mengolah limbah kedokteran gigi seperti amalgam, dan lain sebagainya agar tidak terlalu mencemari lingkungan. Tapi paling tidak dengan lebih dulu memisahkan limbah-limbah tersebut kita bisa lebih waspada dalam memperlakukannya, dengan tidak menyatukannya dengan limbah rumah tangga misalnya.. 

Pengelolaan limbah kedokteran gigi sebenarnya bisa menjadi celah bisnis yang menguntungkan. Di luar negeri pihak pengelola bisa medaur ulang limbah tertentu seperti lead foils yang digunakan untuk membungkus film X ray.

sumber:



January 06, 2012

Limbah Kedokteran Gigi

Menurut Washington State Departement of  Ecology, jenis limbah kedokteran gigi yang dianggap berbahaya untuk lingkungan adalah:

·         Limbah Amalgam, termasuk:
o   Contact  and noncontact scrap amalgam
o   Amalgam sludge dari separator
·         Elemental mercury
·         X-ray fixer yang sudah digunakan
·         X-ray developer yang berlum digunakan
·         Lead foil dari film x-ray
·         Lead apron yang sudah aus
·         Lead lines boxes
·         Larutan pembersih dan disinfectant

Untuk menangani hal tersebut, di luar negeri diterapkan konsep Best Management Practice in the Dental Office (BMP). Standar minimum BMP yang direkomendasikan didasarkan pada dua konsep:
  1. Dokter gigi harus berusaha menghasilkan limbah kedokteran gigi seminimal mungkin dari kliniknya
  2. Limbah kedokteran gigi dikumpulkan, disimpan dan dikelola secara benar
Mengurangi penggunaan dan mendaur-ulang limbah kedokteran gigi sebisa mungkin adalah pendekatan yang lebih ditekankan karena akan mengurangi jumlah biaya yang diperlukan.

Jika daur ulang limbah kedokteran gigi sulit dilakukan, maka diperlukan metode pembuangan limbah buangan kedokteran gigi sebagai bahan yang dianggap berbahaya. Di luar negeri banyak agensi pembuangan limbah cair yang memiliki program pengumpulan untuk limbah yang dianggap berbahaya untuk “produsen” limbah dalam skala kecil seperti penyedia layanan kesehatan gigi. 

Contohnya, adanya program conditionally-exempt small quantity generator (CESOG) yang dapat menerima 200 pound dari kombinasi scrap amalgam, larutan fixer x-ray dan lead foil dalam tiap bulannya. Sementara program semacam ini di Indonesia masih belum jelas keberadaan dan regulasinya.

sumber:

Bahaya Limbah Medis

Paparan terhadap limbah kedokteran suatu saat dapat menyebabkan penyakit. Limbah yang dianggap berbahaya dari pelayanan kesehatan memiliki karakteristik:

  • Mengandung agen infeksius
  • Mengandung benda tajam
  • Mengandung zat kimia atau obat berbahaya
  • Genotoxic
  • Bersifat radioaktif
Limbah kedokteran dapat dihasilkan dari rumah sakit, klinik, laboratorium, klinik dokter gigi dan farmasi. Terpisah dari kuantitas yang dihasilkan, sumber-sumber tersebut memproduksi jenis limbah yang berbeda yang juga memiliki metode penanganan dan pembuangan yang berbeda.


Setiap limbah pasti memiliki efek yang tidak baik, apalagi pada limbah medis, pasti ada risiko terkena cedera atau terinfeksi. Individu yang rentan terpapar limbah medis ini adalah


  • Staff medis: dokter, dokter gigi, perawat, hospital maintenance personnel
  • Pasien
  • Pekerja  pendukung yang terkait pelayanan kesehatan: laundry, layanan pengolahan limbah
  • Pekerja di fasilitas pembuangan limbah, seperti pemulung.
  • Masyarakat umum, terutama anak-anak yang dapat bermain dengan barang yang mereka temukan di tumpukan sampah yang dibuang di luar fasilitas kesehatan.. berbahaya bukan??


Risiko Limbah medis bagi Kesehatan Masyarakat dan Keselamatan Kerja


·         Baik staf klinik maupun pekerja kebersihan dapat terluka karena limbah yang tidak dibungkus dengan baik. Dalam hal ini, benda tajam adalah kategori yang paling berbahaya.

·         Banyak kecelakaan terjadi karena syringe atau benda tajam lain tidak dikumpulkan di safety boxes, atau bahkan karena tempat pembuangannya sudah terlalu penuh

·         Masyarakat umum dapat terinfeksi baik langsung maupun tidak langsung melalui beberapa jalur kontaminasi

·         Membuang limbah medis di area terbuka memiliki efek bahaya besar bagi populasi. Praktik “daur ulang” yang sering terjadi dan dilaporkan adalah adanya penggunaan kembali jarum suntik yang tentu saja adalah masalah paling serius di beberapa negara.

·         WHO memperkirakan lebih dari 23 juta orang terinfeksi hepatitis B, C dan HIV karena praktik penyuntikan yang tidak aman (menggunakan kembali syringe dan jarum tanpa sterilisasi)



Risiko tidak langsung melalui lingkungan hidup



·         Pembuangan limbah medis pada area yang tidak terkontrol memiliki efek langsung bagi lingkungan dengan adanya kontaminasi tanah dan air tanah

·         Jika selama pembakaran sampah udara tidak tersaring dengan baik, udara tersebut dapat mengakibatkan penyakit bagi populasi terdekat


Mengurangi risiko yang disebabkan oleh limbah medis membutuhkan kerjasama dan metode yang dikerjakan secara paralel pada level manajemen, pelatihan, peraturan, teknis, dan finanaial. Tindakan bukan hanya dilakukan oleh staf medis/dental tapi juga oleh individu-individu di level politik regional dan nasional.

sumber:
http://www.healthcarewaste.org/basics/overview/